Ekonomi
Internasional adalah ilmu yang memperlajari hubungan ekonomi uang melibatkan
berbagai negara baik secara mikro maupun makro.
Ekonomi
mikro adalah mempelajari kebijakan perdangan internasional, mengkaji kebijakan
valuta asing dan balance of payment. Sedanglan, makro internasional juga
membahas tentang mekanisme pembayaran neraca yang sesuai maupun tidak sesuai
(defisit) dan (surplus)
Perkembangan
ekonomi internasional tidak akan berkambang seperti saat ini tanpa adanya
kontribusi seperti Paul Anrhoni Samuelson, Jhon Struart Mill, dan Adam Smith.
Mereka semua memberi pemanaham tentang proteksionisme.
Proteksionisme
adalah pemblokan baik berupa perdagangan, pengangguran, kemiskinan dan terjadi
inequlities.
Jika
dilihat dari sejarah, banyak sekali tahapan-tahapan bagaimana awal perkambangan
Ekonomi Internasional seperti dimulai dari :
Masa Kuno, Ekonomi ada sejak manusia menciptakan, memasok,
serta mendistribusikan barang atau jasa. Sebagian besar kegiatan perekonomian
kala itu berbasis pada produk-produk pertanian. Seiring dengan berkembangnya
masyarakat, sistem ekonomi yang digunakan semakin kompleks.
Masyarakat Sumeria, misalnya, mengembangkan ekonomi skala besar
berbasis uang komoditas. Di tempat lain, bangsa Babilonia dan
negara-kota di sekitarnya mengembangkan sistem utang-piutang, kontrak legal,
dan hukum yang berkaitan dengan praktek bisnis serta properti
pribadi. Sistem yang dikembangkan bangsa Babilonia ini sudah maju, dan
mendekati sistem moderen yang digunakan di masa kini.
Revolusi Industri, Pada masa revolusi industri yang terjadi di abad ke-18, dan
19, perubahan besar terjadi di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, dan
transportasi. Hal ini mempengaruhi kondisi sosial ekonomi, dan budaya di
seluruh Eropa, Amerika Serikat, dan seluruh dunia. Paham kapitalisme yang lebih
bebas muncul menggantikan paham merkantilisme
Pasca Perang Dunia, Setelah dua Perang Dunia terjadi, dan perekonomian hancur
akibatnya, pemerintah di banyak negara mulai mencari-cari cara untuk mengontrol
arah perekonomian.
Akhir Abad Ke-20 dan
Awal Abad Ke-21, Tren ekonomi dunia berubah setelah
perekonomian Uni Soviet yang menganut komunisme runtuh. Banyak negara-negara
Blok TImur yang berubah haluan dari komunisme ke ekonomi berbasis pasar. Namun
selain sistem ekonomi dari Barat tersebut, muncul sistem, dan konsep-konsep
ekonomi lain yang berasal dari negara non-Barat seperti RRT, Brazil, dan India.
Konsep ekonomi non-barat ini dikenal dengan Istilah "masyarakat
pasca-industri", sebuah istilah yang diperkenalkan pada tahun 1973
oleh Daniel Bell.
Perkembangan, dan penyebaran Internet sebagai media
komunikasi massa juga mempengaruhi perkembangan ekonomi khususnya setelah tahun
2000-2001. Ide tentang sebuah ekonomi berbasis Internet, dan informasi mulai
dikembangkan. Hal ini disebabkan karena internet telah memberikan pengaruh
besar pada dunia perdagangan, dan memunculkan satu bidang baru yang disebut
sebagai bisnis elektronik.
Perkembangan
Ekonomi Internasional juga mengalami banyak permasalahan-permasalahan seperti Krisis
ekonomi Asia yang berkepanjangan telah mengubah perkiraan pertumbuhan ekonomi
dunia tahun 1998 ketingkat yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
Misalnya IMF, dalam World Economic Outlook edisi Mei 1998, merevisi kembali
perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia menjadi sekitar 3 persen dari perkiraan 3,5
persen pada bulan Desember 1998 dan 4,25 persen pada bulan Oktober 1998.
Sementara
itu, pertumbuhan ekonomi negara-negara di Amerika Utara dan Eropa Barat tetap
pada tingkat yang terjaga. Kondisi permintaan domestik yang kuat di Amerika
Serikat, Kanada, dan Inggeris serta beberapa negara Eropa Barat lainnya
diharapkan dapat mendorong perbaikan posisi neraca pembayaran yang diperlukan
negara-negara Asia sehubungan dengan menurunnya aliran modal asing masuk ke
kawasan tersebut. Negara-negara Asia yang sedang mengalami proses
restrukturisasi berpeluang untuk meningkatkan ekspor ke negara-negara maju
tersebut.
Krisis
ekonomi di beberapa negara Asia (Korea Selatan, Malaysia, Indonesia, Filipina,
dan Thailand) memberikan efek pada pasar komoditi dunia melalui beberapa
saluran. Pertama, harga-harga komoditi ekspor ke lima negara yang mengalami
krisis akan turun dalam dollar AS karena adanya devaluasi. Kedua, pertumbuhan
ekonomi yang melambat dan harga komoditi impor yang naik akan mengurangi
permintaan akan impor. Ketiga, dua efek terdahulu akan memberikan pengaruh pula
pada pertumbuhan ekonomi negara lain dengan besaran yang berbeda-beda. Keempat,
harga komoditi yang turun pada pasaran dunia akan mengurangi pula pendapatan
ekspor negara-negara lain.
Bagaimana
dengan perkambangan Ekonomi Internasional sekarang ?
Fakta
yang harus diterima adalah kondisi perdagangan internasional sedang dalam
persoalan besar. Dalam satu dekade terakhir, maka periode 2016 dikatakan cukup
buruk karena perdagangan internasional tumbuh di bawah angka pertumbuhan
ekonomi yaitu hanya tumbuh 1,9 %.Salah satu istilah yang muncul adalah kondisi
stagnasi sekuler yang artinya besarnya pasokan barang dari satu negara terhadap
negara-negara lain atau hanya terjadi satu arah. Sehingga banyak industri pada
banyak negara kemudian mati.